Oleh: Salisa

Mahasiswi FH UBB/Ketua KDA FH UBB

(Opini Bangka Pos, tanggal 22 April 2021) Bulan Ramadhan merupakan bulan yang sangat dinantikan oleh seluruh umat Islam. Bulan Ramadhan merupakan bulan suci penuh ampunan sebagai momentum untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt. Sebagai bulan yang penuh hikmah dan keberkahan, tentunya umat Islam berlomba-lomba mendapatkan pahala dari Allah SWT pada bulan suci Ramadhan. Hampir dua kali Ramadhan kita rasakan dalam suasana pandemi Covid-19. Hal ini banyak merubah suasana bulan Ramadhan, yang sebelumnya masyarakat melaksanakan aktivitas di luar rumah dengan aman dan nyaman, namun saat ini aktivitas di luar rumah boleh dilaksanakan dengan persyaratan tetap mematuhi protokol kesehatan.

Walaupun dalam suasana pandemi Covid-19, semoga tidak menyurutkan semangat kita untuk selalu menjadi pribadi yang bertaqwa serta berguna bagi nusa dan bangsa dan  tetap istiqamah dalam menebar kebaikan agar dapat hidup bahagia di dunia dan di akhirat kelak. Selain itu, semoga kita bisa bersama-sama memanfaatkan momentum bulan suci Ramadhan untuk meraih pahala sebanyak mungkin, terutama meraih keutamaan Malam Lailatur Qadar sebagai malam kemuliaan yang lebih baik dari seribu bulan.

Dalam memomentum bulan suci Ramadhan, tentunya banyak hal yang dapat kita lakukan untuk meraih pahala di bulan yang penuh rahmat ini, beberapa diantaranya adalah dengan mengikuti kajian keislaman, webinar, ataupun yang paling akrab kita kenal selama bulan Ramadhan yaitu adanya Pesantren Kilat.  Kapan terakhir kali ikut pesantren kilat? Penulis sendiri terakhir mengikuti pesantren kilat pada saat bangku Sekolah Menengah Atas. Bagi penulis pesantren kilat adalah salah satu kegiatan yang paling ditunggu selama bulan Ramadhan, sebagai wadah untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan terkait keislaman dan tentunya tentang keutamaan bulan Ramadhan.

Sebagai bentuk kerinduan akan suasana pesantren kilat, maka penulis bersama dengan teman-teman Komunitas Dakwah Al-Azhar Fakultas Hukum Universitas Bangka Belitung (KDA FH UBB) akan mengadakan Pesantren Kilat Bulan Ramadhan Bersama KDA secara virtual daring pada tanggal 23-24 April 2021 mendatang melalui zoom meeting.

Pesantren kilat ini diselenggarakan dengan mengangkat dua buah tema, yakni “Suka Cita Ramadhan: Mawas Diri Di Era Pandemi, Dari Rumah, Oleh Jama’ah, Untuk Jannah” dan “Semarak Ramadhan: Menyambut Lailatul Qodar Dalam Nuansa Keislaman”. Kegiatan ini sebagai wadah untuk mendapatkan bekal persiapan dan semangat selama Ramadhan bagi generasi islamiyah di Bangka Belitung dan juga Indonesia.

Adapun beberapa point penting yang menjadi tujuan diselenggarakannya kegiatan Pesantren Kilat Bulan Ramadhan Bersama KDA antaralain pertama: membekali anak bangsa dalam meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT melalui ibadah di bulan suci Ramadhan. Kedua: memfasilitasi generasi islamiyah di Bangka Belitung dan juga Indonesia untuk dapat meraih keutamaan Malam Lailatul Qadar. Ketiga: menanamkan rasa semangat dan  mawas diri selama bulan Ramadhan walaupun ditengah Pandemi Covid-19.

Kegiatan ini dilaksanakan oleh panitia yang berjumlah 11 orang dan berlangsung selama 2 hari dimulai dari jam 16.00 s/d 17.30 WIB. Acara akan dibuka langsung oleh Mc yang bertugas. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan Dekan Fakultas Hukum Universitas Bangka Belitung, yaitu Bapak Dr. Dwi Haryadi S.H., M.H. dan Selanjutnya sambutan dari Pembina Komunitas Dakwah Al-Azhar Fakultas Hukum Universitas Bangka Belitung, yaitu Bapak Ndaru Satrio S.H., M.H. Kegiatan ini diselenggarakan agar para peserta dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan selama bulan Ramadhan serta untuk mengetahui dan memahami kiat-kiat dalam memperoleh keutamaan Malam Lailatul Qadar pada bulan Ramadhan.

Kegiatan pesantren kilat nanti mengangkat dua buah tema. Tema hari pertama Suka Cita Ramadhan “Mawas Diri Di Era Pandemi, Dari Rumah, Oleh Jama’ah Untuk Jannah” yang nantinya akan disampaikan oleh Bapak Muhammad Amin, M.Ag selaku dosen IAIN SAS BABEL, akan membahas mengenai pentingnya untuk melakukan muhasabah diri. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya membawa bekal dalam perjalanan kehidupan agar sampai akhir tujuan dengan selamat dan bahagia. Bekal yang baik yang perlu kita siapkan adalah amal saleh sehingga bisa menyelamatkan kita dari api neraka.

Kemudian tema hari kedua "Semarak Ramadhan" Menyambut Lailatur Qadar dalam Nuansa Keislaman yang dimana tema ini memiliki makna tentang bagaimana cara kita selaku umat islam dalam mempersiapkan segala hal untuk menyambut datangnya Malam lailatul qadar yang sangat dinantikan. Malam Lailatul Qadar merupakan satu-satunya malam yang secara khusus dijelaskan dalam satu keseluruhan surah dalam Al-qur'an, yakni surah Al-Qadr. Dalam surah itu disebutkan bahwa Malam Lailatul Qadar lebih baik dari seribu bulan. "Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan," (QS al-Qadr ayat 4-5).

Malam Lailatul Qadar begitu besar keutamaannya, sehingga waktu turunnya pun bahkan dirahasiakan oleh Allah swt di sepuluh malam terakhir agar umat Islam bersungguh-sungguh dalam mencarinya. Malam Lailatul Qadar adalah malam dengan penuh kemuliaan, sehingga umat islam berbondong-bondong untuk berburu Malam Lailatul Qadar dalam sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan. Dengan demikian, penulis berharap semoga kegiatan ini bisa bermanfaat bagi semua peserta dan tentunya semoga menjadi amal jariyah bagi seluruh panitia pelaksana.